Hingga saat ini pelanggaran anak di bawah umur semakin banyak terjadi, tentunya sudah tidak dapat dikategorikan sebagai kejahatan biasa, apalagi jika sampai membuat korban yang rata-rata masih dalam usia di bawah umur mengalami trauma berat karenanya, pada sebagian kasus bahkan sampai membuat korbannya meninggal, kekerasan pada anak memang bukan fenomena baru lagi dan bukan hanya terjadi Indonesia, karena setiap negara juga turut mewaspadainya, tetapi hingga sekarang belum ada solusi tepat yang bisa di gunakan untuk mengatasi kejadian tersebut, mulai dari masyarakat luas, bahkan kalangan-kalangan tertentu membuat aksi untuk melindungi anak di bawah umur, tetapi masih belum dapat menekan jumlah korban kekerasan pada anak yang semakin lama semakin meningkat, jika yang kita lihat sampai saat ini kekerasan yang paling banyak meliputi kekerasan fisik dan seksual, tetapi bukan hanya itu, masih ada lagi kekerasan pada anak yang sering terjadi, yaitu:
Kekerasan emosional
Kekerasan emosional merupakan sebuah bentuk tindak kejahatan kepada anak-anak dimana dapat membuat seseorang tersebut mengalami gangguan kejiwaan dan juga gangguan fisik, jenis kekerasan yang satu ini sebenarnya sering sekali dialami oleh anak-anak, tetapi mungkin saja dia tidak menyadarinya, contoh nyata dari kekerasan emosional sendiri yaitu meliputi pembatasan gerak, diskriminasi, menakut-nakuti maupun tindakan meremehkan anak, anda tentunya sering menjumpai tindak kekerasan semacam ini bukan, secara sadar atau mungkin tidak sadar banyak sekali yang telah melakukan tindak kekerasan emosional tersebut.
Kekerasan berupa penelantaran anak
Hal yang satu ini juga sering kali kita jumpai di masyarakat, penelantaran tidak hanya dilihat dalam konteks yang sebenarnya, tetapi juga merupakan tindakan dimana orang tua gagal dalam menyediakan segala macam kebutuhan yang dapat menunjang tumbuh kembang mereka seperti pendidikan, kesehatan, nutrisi, dan juga tempat tinggal, hal seperti ini kadang dianggap sepele, tetapi juga bisa dimasukkan sebagai tindak kekerasan pada anak di bawah umur, mungkin benar mereka dilahirkan dalam keluarga yang tidak mampu, tetapi sebisa mungkin orang tua memberikan sesuatu yang layak, dan menghindari hal-hal semacam penelantaran anak tersebut.
Jika hal-hal seperti di atas berlangsung secara terus-menerus, maka dampak yang ditimbulkan akan sangat sulit untuk diatasi, bahkan dapat menimbulkan masalah yang sangat serius untuk pemerintah, jenis kekerasan berupa penelantaran anak misalnya, dapat menimbulkan masalah berupa:
Hal-hal tersebut sebenarnya dapat diatasi dengan mencegah kekerasan berupa penelantaran anak yang banyak terjadi pada masyarakat, dimulai dari diri sendiri, baru kemudian menjurus kepada yang lainnya, aksi nyata yang dilakukan masyarakat bisa memberikan perubahan yang cukup besar untuk dirasakan.
Jika angka kekerasan anak dalam bidang apapun melonjak secara terus-menerus, maka tidak menutup kemungkinan akan banyak terjadi tindak kriminal di masyarakat, karena korelasi dua hal tersebut sangat nyata terlihat, sebaliknya jika pelanggaran anak Indonesia bisa terus ditekan, maka di masa yang akan datang angka kriminalitas bisa berkurang dengan drastis, untuk itu mulailah ikut serta di dalam mencegah kekerasan terhadap anak.
Kekerasan emosional
Kekerasan emosional merupakan sebuah bentuk tindak kejahatan kepada anak-anak dimana dapat membuat seseorang tersebut mengalami gangguan kejiwaan dan juga gangguan fisik, jenis kekerasan yang satu ini sebenarnya sering sekali dialami oleh anak-anak, tetapi mungkin saja dia tidak menyadarinya, contoh nyata dari kekerasan emosional sendiri yaitu meliputi pembatasan gerak, diskriminasi, menakut-nakuti maupun tindakan meremehkan anak, anda tentunya sering menjumpai tindak kekerasan semacam ini bukan, secara sadar atau mungkin tidak sadar banyak sekali yang telah melakukan tindak kekerasan emosional tersebut.
Kekerasan berupa penelantaran anak
Hal yang satu ini juga sering kali kita jumpai di masyarakat, penelantaran tidak hanya dilihat dalam konteks yang sebenarnya, tetapi juga merupakan tindakan dimana orang tua gagal dalam menyediakan segala macam kebutuhan yang dapat menunjang tumbuh kembang mereka seperti pendidikan, kesehatan, nutrisi, dan juga tempat tinggal, hal seperti ini kadang dianggap sepele, tetapi juga bisa dimasukkan sebagai tindak kekerasan pada anak di bawah umur, mungkin benar mereka dilahirkan dalam keluarga yang tidak mampu, tetapi sebisa mungkin orang tua memberikan sesuatu yang layak, dan menghindari hal-hal semacam penelantaran anak tersebut.
Jika hal-hal seperti di atas berlangsung secara terus-menerus, maka dampak yang ditimbulkan akan sangat sulit untuk diatasi, bahkan dapat menimbulkan masalah yang sangat serius untuk pemerintah, jenis kekerasan berupa penelantaran anak misalnya, dapat menimbulkan masalah berupa:
- Penolakan memperoleh layanan kesehatan berupa kecukupan gizi, perawatan medis, perawatan mental dan yang lain.
- Berpotensi untuk dapat menyebabkan gangguan tumbuh kempang anak secara fisik maupun mental.
- Kelalaian dalam bidang pendidikan membuat anak tidak bisa mendapatkan pendidikan yang layak.
- Kurangnya kasih sayang dari orang tua memberikan mereka guncangan psikologis.
- Maraknya kasus kejahatan seperti pemakaian narkoba, minuman alkohol dan yang lainnya.
Hal-hal tersebut sebenarnya dapat diatasi dengan mencegah kekerasan berupa penelantaran anak yang banyak terjadi pada masyarakat, dimulai dari diri sendiri, baru kemudian menjurus kepada yang lainnya, aksi nyata yang dilakukan masyarakat bisa memberikan perubahan yang cukup besar untuk dirasakan.
Jika angka kekerasan anak dalam bidang apapun melonjak secara terus-menerus, maka tidak menutup kemungkinan akan banyak terjadi tindak kriminal di masyarakat, karena korelasi dua hal tersebut sangat nyata terlihat, sebaliknya jika pelanggaran anak Indonesia bisa terus ditekan, maka di masa yang akan datang angka kriminalitas bisa berkurang dengan drastis, untuk itu mulailah ikut serta di dalam mencegah kekerasan terhadap anak.
0 comments :
Post a Comment